DIGITAL HUMANITIES

Apa dan Mengapa Digital Humanities ?

Apa itu Digital Humanities/ Humaniora Digital?

Mengapa Digital Humanities penting? Istilah “digital humanities” atau “humaniora digital” tidak mudah untuk dijabarkan secara baku dalam sebuah definisi. Perkembangannya sudah cukup panjang hingga lebih dari satu dekade. Cara menggambarkan bidang ini dan upaya menandai batasannya menjadi perdebatan sebelum label atas terminologi ini sendiri. 

Hal tersebut yang juga membuat DH (Digital Humanities/ Humaniora Digital) ini menjadi menarik. Meski demikian, perlu ada semacam definisi yang diperlukan agar tidak mandeg. Sudah ada banyak buku dan jurnal terkait DH (Digital Humanities/ Humaniora Digital) mencoba menentukan definisi kerjanya, dengan tetap berpedoman bahwa definisi statis belum sepenuhnya menjelaskan nuansa dari bidang studi yang masih akan terus berkembang ini.

Setidaknya melalui beberapa kutipan berikut bisa membantu mempelajari dari beberapa definisi kerja DH (Digital Humanities/ Humaniora Digital), yang menggambarkan ruang lingkup keragaman dan kedinamisan-nya.

“Pada intinya digital humanities lebih mirip dengan pandangan metodologis umum daripada investasi dalam satu set teks tertentu atau bahkan teknologi… Namun digital humanities juga merupakan upaya sosial. Ini sebuah pelabuhan jaringan orang yang telah bekerja bersama, berbagi penelitian, berargumen, berkompetisi, dan berkolaborasi selama bertahun-tahun…. budaya yang menghargai kolaborasi, keterbukaan, hubungan non-hierarkis, dan ketangkasan.”- Matius G. Kirschenbaum dalam artikelnya “What Is Digital Humanities and What’s It Doing in English Departments?”

“Ungkapan Digital Humanities/ Humaniora Digital … memberi gambaran tidak hanya pada singular kolektif tetapi juga humaniora dalam bentuk jamak/plural, mampu mengatasi dan melibatkan berbagai subjek permasalahan yang berbeda antar media, bahasa, lokasi dan sejarah. Meskipun heterogen, Digital Humanities/ Humaniora Digital dipersatukan oleh penekanannya pada hal membuat, menghubungkan, menafsirkan dan berkolaborasi.” – Digital Humanities oleh Anne Burdick, Johanna Druccker, Peter Lunenfeld, Todd Presner, Jeffrey Schnapp.

“Digital Humanities menghargai kolaborasi, pluralitas, investigasi budaya manusia dan disrupsi & refleksi atas praktik tradisional. Juga tidak hanya menyangkut penggunaan teknologi digital untuk proyek-proyek humaniora, tetapi bagaimana penggunaan teknologi digital untuk proyek-proyek humaniora mengubah pengalaman pengguna.” – THATCamp LAC 2012 (Definisi ini diterima secara kolaboratif selama konferensi dalam Glossary of the Digital Humanities Google Doc.)

Jika Anda sedang mencari clothes, platform kami adalah pilihan terbaik Anda! Pusat perbelanjaan terbesar!

RuangKerja Digital Humanities

Karena selalu interdisipliner, dan memungkinkan transdisipliner dan metadisipliner, Digital Humanities/ Humaniora Digital adalah bidang studi yang relatif baru, karena para sarjana humaniora semakin menemukan bagaimana alat komputasi, teknologi dan media digunakan untuk memahami topik penelitian mereka. Infomasi digital yang tersedia mengarahkan peluang menghasilkan metode baru dalam menganalisis objek material  bahkan mungkin memeta-ulang objek formal-nya. Alat-alat seperti penambangan data, penambangan teks dan pemetaan digital telah terbukti berharga bagi banyak disiplin ilmu lainnya.

Jika mencoba mengambil definisi Digital Humanities Center yang mengeksplanasi semesta gerak kerjanya dengan lebih rinci. Maka menurut Digital Humanities Center, Digital Humanities/ Humaniora Digital adalah entitas di mana media dan teknologi baru digunakan untuk penelitian, pengajaran, dan keterlibatan serta eksperimen intelektual berbasis-humaniora. Tujuan dari Digital Humanities Center ini adalah untuk memajukan humaniora, menciptakan bentuk-bentuk baru pengetahuan, dan mengeksplorasi dampak teknologi pada disiplin berbasis kemanusiaan (lihat juga Digital Humanities Indonesia). Untuk mencapai tujuan itu, Digital Humanities Center melakukan beberapa atau semua kegiatan berikut:

– Membangun koleksi digital sebagai sumber daya ilmiah atau pengajaran;

– Menciptakan alat untuk:

  • authoring (mis., membuat produk dan aplikasi multimedia dengan pengetahuan atau pelatihan teknis minimal)
  • membangun koleksi digital
  • menganalisis koleksi humaniora, data, atau proses penelitian
  • mengelola proses penelitian;


– Menggunakan koleksi digital dan alat analitik untuk menghasilkan produk intelektual baru;

– Menawarkan pelatihan digital humanities (dalam bentuk lokakarya, kursus, program gelar akademik, pelatihan pascasarjana dan fakultas, beasiswa, dan magang);

– Menawarkan ceramah, program, konferensi, atau seminar tentang topik humaniora digital untuk audiens umum atau akademik;

– Memiliki wewenang penunjukan akademis dan staf akademik sendiri (yaitu, staf tidak hanya mengandalkan fakultas yang berlokasi di departemen akademik lain);

– Memberikan dukungan kolegial untuk, dan kolaborasi dengan, anggota departemen akademik lain, organisasi, atau proyek di luar lembaga asal Digital Humanities Center (mis., menawarkan konsultasi gratis atau berbasis biaya kepada kelompok luar; masuk ke dalam proyek kolaborasi dengan kelompok eksternal/ departemen kampus lain);

– Melakukan penelitian dalam komputasi humaniora dan humaniora (beasiswa digital);

– Menciptakan zona eksperimen dan inovasi untuk kaum humanis;

– Berfungsi sebagai portal informasi untuk disiplin humaniora tertentu;

– Berfungsi sebagai repositori untuk koleksi digital berbasis humaniora (mis., situs Web, proyek teks elektronik, klip video QuickTime);

– Memberikan solusi teknologi untuk departemen humaniora (mis., melayani peran teknologi informasi (TI) untuk departemen humaniora).

Bersumber dari  Zorich, DM (2008). A Survey of Digital Humanities Centers in the United States. Washington D.C

Perluasan Ilmiah melalui Digital Humanities

Jika diringkas berdasar daftar diatas, secara umum Digital Humanities/ Humaniora Digital ini menjadi bagian keluasan kegiatan ilmiah yang menerapkan teknologi baru untuk penelitian humaniora, sambil memperluas bentuk tradisional komunikasi ilmiah.

Sebenarnya ada beberapa proyeksi tantangan perluasan ilmiah dari banyak segi (lihat juga terkait Perangkat Digital Humanities), berikut ini yang termasuk:

– Pelestarian dan pembagian koleksi yang sulit diakses (mis: penciptaan edisi digital, arsip, peta, visualisasi dan pameran, seringkali melalui kolaborasi antara fakultas, mahasiswa, pusatakawan, teknologis dan lainnya).

– Pembinaan ekspresi kreatifitas baru dengan menggunakan media digital (misalnya, media sosial, interaksi manusia-komputer dan informatika-budaya).

– Penggunaan, analisis dan/atau pembuatan digital untuk penelitian atau di dalam kelas.